Sabtu, 15 Juli 2017

Bimbingan Cinta

Suatu ketika, istri seorang petani kedatangan tiga orang tamu pria asing di rumahnya. Salah satu dari ketiga orang tersebut bertanya,"Apakah suamimu sudah pulang?", sang istri tersebut menjawab,"Suamiku belum pulang". Sang istri kemudian menawarkan ketiga orang tersebut untuk masuk ke dalam, akan tetapi ketiga orang tersebut bersikeras untuk menunggu di luar rumah saja, sampai sang suami pulang. Kemudian sang istri berkata kepada tiga orang asing tersebut,"Baiklah, saya akan menjemput suami saya dulu di sawah, sementara itu Anda silakan menunggu di depan rumah."

Sesampainya di sawah, sang istri melihat suaminya sedang bekerja menanam bibit-bibit padi. Sang suami merasa heran, karena dia tidak merasa mengundang siapapun atau mengadakan perjanjian apapun untuk bertemu di rumahnya. Akan tetapi karena si istri bersikeras kalau ketiga tamu tersebut tidak akan pulang sebelum bertemu dengan suaminya, maka dia pun mengikuti istrinya pulang ke rumah.

Sesampainya mereka di rumah mereka yang sederhana, sang suami yang seorang petani itu merasa heran, karena dia tidak mengenali mereka. Akan tetapi karena merasa tidak enak karena mereka telah lama menunggu, maka sang petani itu pun mengajak mereka masuk.

Akan tetapi salah seorang dari mereka berkata, "Maaf, kami tidak bisa semuanya masuk ke dalam rumah Anda. Hanya salah satu dari kami saja yang bisa masuk". "Baiklah", kata petani itu, "Saya memilih Anda yang berambut merah untuk masuk ke dalam rumah kami". Tetapi sebelum pria itu ikut berjalan masuk, sang istri bertanya,"Siapakah nama Anda, Saudara?". Pria itu menjawab,"Nama saya adalah Kekayaan". Wajah sang suami mendadak sangat cerah karena gembira, bahwasanya dia sekeluarga akan mendapatkan kekayaan, karena selama ini, dengan pendapatannya sebagai petani penggarap sawah orang lain yang pas-pasan, dia sangat mendambakan rejeki yang berlimpah.

Sang istri termangu sejenak, "Tunggu dulu Pak, coba kita tanya ke pria yang berambut coklat, siapakah dia?". Sang petani kemudian bertanya siapa nama pria berambut coklat tersebut, dan pria itu menjawab,"Saya bernama Kesuksesan". Sekarang giliran istrinya yang sangat antusias. Dia berkata kepada suaminya, bahwa kalau Kesuksesan yang mereka ajak masuk ke dalam rumah, maka istri berharap karir suaminya akan naik, dari petani penggarap sawah orang lain, menjadi petani yang memiliki sawah sendiri, dan kemudian berkembang memiliki sawah-sawah yang luas dan pekerja-pekerja yang banyak. Suami istri tersebut berargumentasi mengenai Kekayaan, atau Kesuksesan-kah yang akan diajak masuk ke rumah.

Percakapan suami istri tersebut akhirnya didengar oleh anak mereka yang remaja, yang dari tadi berada di dalam rumah, karena dia sibuk bersih-bersih. Si anak tersebut akhirnya keluar rumah, dan mendapati mereka berdua dan ketiga tamu mereka. Si anak kemudian berkata kepada ayah ibunya,"Sebelum kita memutuskan untuk memasukkan salah seorang tamu kita, apakah tidak sebaiknya kita bertanya pula, siapa nama Bapak yang berambut kelabu?".

Mengalah kepada anaknya, akhirnya petani tersebut menanyakan nama pria berambut kelabu. Pria tersebut menjawab,"Nama saya Cinta". Suami istri tersebut tertegun sejenak mendengar jawaban pria itu. Sang anak berkata,"Saya pikir, Bapak yang bernama Cinta-lah yang kita ajak masuk. Sebab, saya mendambakan cinta dan kedamaian di rumah ini. Ibu selalu mengeluh bahwa kehidupan kita begini-begini saja, sedangkan Bapak setiap kali marah-marah dan mengeluh karena tidak punya cukup uang untuk menghidupi kita bertiga".

Meskipun sedikit dongkol dan malu di hadapan ketiga orang tersebut, akhirnya suami istri tersebut mempersilakan pria yang bernama Cinta itu untuk masuk ke dalam rumahnya. Akan tetapi kemudian mereka menjadi sangat heran, karena Kekayaan dan Kesuksesan ikut masuk ke dalam rumah. Sang istri pun bertanya, kenapa mereka ikut masuk.

Kekayaan berkata,"Kalau saya masuk ke rumah Anda, saya akan masuk sendiri, dan yang lain tidak bisa masuk. Begitu juga Kesuksesan, jika dia masuk sendiri, yg lain tidak bisa masuk. Akan tetapi, kalau Cinta yang masuk, maka kami, yaitu Kekayaan dan Kesuksesan akan ikut masuk. Karena kami berdua buta, sedangkan Cinta bisa melihat. Sehingga dia bisa membimbing kami. Kalau Cinta tidak ada, maka kami tidak akan bisa ke mana-mana, atau kalau pergi, kami akan tersesat, karena tak ada bimbingan dari Cinta".

Keluarga petani tersebut sangat terharu mendengarkan penjelasan Kekayaan tadi. Akhirnya mereka bertiga dipersilakan masuk bersama-sama.

Rabu, 14 Juni 2017

Akhirnya ... Paspor Baru di Tangan

Begitu mendapatkan kabar bahwa saya bisa ikut mendampingi suami tugas di luar negeri, saya langsung googling mengenai cara membuat paspor. Maklum, ini baru pertama kalinya saya berurusan dengan imigrasi.

Setelah searching-searching mengenai kelengkapan dokumen, saya pun memilih Kantor Imigrasi Tangerang. Alamat lengkapnya : Kantor Imigrasi Kelas 1 Tangerang Unit Pelayanan Paspor, Jalan Nn No.18, Lengkong Karya, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310. Lokasinya bisa dilihat di Google.

Dari Informasi yang saya dapat, kantor imigrasi tersebut buka pukul 07.30 WIB. Jadi saya dengan pede yang tinggi berusaha sampai ke sana on time. Ketika saya tiba di sana, kurang lebih pukul 07.15 WIB, ternyata di depan kantor sudah banyak sekali orang yang antri.

Waduh, matek eijke ..

Di sana, terdapat papan pengumuman besar, seperti papan mading, yang berisi daftar nama orang-orang untuk mengambil nomor urut antrian. Ketika saya menuliskan nama saya, saya sudah ada di urutan 169! Tetapi dalam hati tetap berharap bahwa saya tetap bisa mengurus paspor hari itu.

Sejurus kemudian, petugas mengambil daftar tulisan nama tersebut, kemudian memberikan pengarahan singkat mengenai syarat dan tata cara mengurus paspor, dan terakhir, diberitahukan bahwa setiap hari, pengurusan paspor dibatasi untuk 150 orang! Walaaaah ... pupus sudah harapan saya.

Petugas tersebut kemudian menginfokan bahwa bagi yang belum bisa mendapatkan nomor urut pendaftaran, pencatatan nama untuk mendapatkan nomor urut pendaftaran bisa dimulai dari jam 04.00 WIB. What?? Jam 04.00 pagi?? *tepok jidat

Seminggu kemudian, pagi-pagi buta, kurang lebih jam 04.15 saya sudah sampai di kantor imigrasi itu. Dengan sumringah saya mencatatkan nama saya untuk mendapatkan nomor antrian. "Wah, mayan nih, dapat urutan ke 6!", teriak saya dalam hati ..kegirangan.

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya pk. 07.00 WIB, petugas pun imigrasi muncul, memberikan briefing seperti sebelumnya. 

Tak lama kemudian, nama saya dipanggil untuk mendapatkan nomor urut. Biasanya 4o orang pertama yang dipanggil sesuai urutan penulisan nama, diminta untuk menyiapkan KTP terlebih dulu, sehingga begitu dipanggil, petugas bisa langsung mencatat nama kita merujuk ke KTP yang kita bawa. Saya mendapatkan nomor antrian 306. Digit pertama (angka 3) adalah kode kantor imigrasi di kota tangerang. Digit selanjutnya adalah nomor antrian kita.

Begitu mendapatkan antrian, kita diminta untuk mengisi formulir data diri dan surat pernyataan. Jangan lupa siapkan perangko Rp. 6.000,00 ya ..

Setelah itu tinggal menunggu dipanggil untuk dicek kelengkapan berkas kita. Setelah saya dipanggil, petugas mulai mengecek kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen saya. Semua lengkap dan benar, .. kecuali satu : nomor KTP saya berbeda dengan nomor KTP yang tercantum di dokumen Kartu Keluarga (KK). 

Petugas tersebut menjelaskan bahwa KK saya adalah KK lama sebelum adanya pencetakan e-KTP. Sehingga begitu kita mendapatkan e-KTP, kita juga perlu saya perlu memperbaharui KK .. alias membuat KK baru setelah mendapatkan e-KTP.

Kemudian beliau menyarankan, agar saya meminta draft KK yang dicap dan ditandatangani oleh petugas yang berwenang ( untuk sementara ), dalam hal ini pengurusannya di kantor catatan sipil. Maka saya serta merta ke kantor catatan sipil (untung tidak begitu jauh dari kantor imigrasi ) untuk mendapatkan draft tersebut. Sayangnya meskipun petugas di sana bisa membuatkan draft KK, tapi petugas tersebut tidak bisa memberikan cap dan tanda tangan, terkait peraturan keimigrasian baru di area Tangerang. Jadilah hari itu saya kembali gagal mengurus paspor ... Beuh!

Akhirnya, mau tidak mau saya harus mengurus KK baru, mulai dari RT, RW lalu ke kelurahan. Prosesnya kurang lebih 2 mingguan.

Setelah KK terbaru selesai, saya balik lagi ke kantor imigrasi. Kali ini pengecekan dokumen lancar, kemudian dilanjutkan dengan sesi wawancara dan foto.

Anda sebaiknya berhati-hati dalam mengisi dokumen atau surat pernyataan yang sudah saya sampaikan sebelumnya. Untuk surat pernyataan, Anda harus mengisi jawaban untuk keperluan apa Anda membuat paspor. Jika Anda ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri, maka Anda harus mempunyai data pendukungnya. Misalnya surat pemberitahuan bahwa Anda telah diterima di universitas X di negara tujuan Anda, jika Anda akan pergi umroh, maka harus menyertakan rekomendasi dari pihak penyelenggara umroh, dlsb.

Setelah wawancara selesai, dilanjutkan dengan pemindaian sepuluh jari (jari tangan kanan-kiri tentunya ), baru kemudian difoto. Setelah difoto, kita akan mendapatkan surat pengantar yang ber-barcode untuk keperluan pembayaran.

Pembayaran bisa dilakukan di bank mana saja, .. dan tenang saja, di sekitar kantor imigrasi terdapat banyak bank. Anda tinggal memilih salah satunya. Oh ya, tarif pembuatan paspor Rp. 355.000,00.  Setelah membayar, kita akan diberikan bukti pembayaran untuk pengambilan paspor baru . Paspor itu sendiri baru bisa diambil tiga hari setelah pembayaran.

Papan Pengumuman di depan Kantor Imigrasi

Catatan :
Dokumen-dokumen yang harus disiapkan :
1. KTP dan copy KTP 1 lembar
2. Kartu Keluarga (KK) dan fotocopy KK 1 lembar (KK sudah harus ditandatangani oleh kepala keluarga)
3. Akta kelahiran / surat nikah / ijazah ( tidak perlu membawa ke-tiga-nya, cukup salah satu saja ) dan fotocopy-nya 1 lembar.
Semua berkas difotocopy di kertas ukuran A4 ( termasuk KTP ).


Surat Pengantar untuk Pembayaran
Mengurus paspor sebenarnya mudah, asalkan kita benar-benar tahu apa saja yang harus dipersiapkan :).