Senin, 02 Maret 2015

Batu Akik

Gb. sumber : liputan6.com
Banyak yang bilang, Indonesia telah kembali ke zaman batu. Kenapa? Akhir-akhir ini tiba-tiba saja masyarakat begitu heboh akan demam batu akik. Mulai dari masyarakat biasa sampai yang tak biasa (alias MTT : Masyarakat Tingkat Tinggi) ramai-ramai berburu batu akik yang harganya juga heboh. Saking membludaknya minat masyakarat, harga batu akik menjulang sangat tinggi. Ada yang bahkan menjual batu akik-nya sampai ratusan jutaan rupiah. Keren khan?

Batuan akik, atau istilah kerennya disebut gemstone adalah termasuk bebatuan setengah mulia, dengan tingkat kekerasan kurang dari 7 mohs ( kalau batu mulia, memiliki tingkat kekerasan lebih dari 7 mohs ). Mohs adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur resistensi goresan terhadap berbagai mineral melalui kemampuan suatu bahan keras menggores bahan yang lebih lunak (sumber : wikipedia).

Batuan akik terbentuk  saat larutan hidrotermal semakin mendingin karena semakin dekat permukaan. Sambil berjalan ke atas, dia mengisi rekahan dan pori-pori batuan, dan bahkan mengisi fosil kayu sehingga membatu. "Batuan akik terbentuk oleh tudung-tudung silika atau larutan hidrotermal, yang tidak terlalu jauh dari permukaan. Temperaturnya kira-kira 300 derajat celsius," kata Sujatmiko, geolog yang juga Sekretaris Jenderal Masyarakat Batu Mulia Indonesia.

Menurut Sujatmiko, batuan akik ini bisa ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Jakarta tidak mempunyai batuan akik. Kekayaan batuan mulia dan setengah mulia ini karena aktivitas geologi Indonesia sejak jutaan tahun lalu. Sejauh ini, aktivitas geologis tertua di Indonesia yang terlacak terjadi sekitar 400 juta tahun lalu, ditemukan dari fosil sejenis kerang yang berada di puncak gunung-gunung di Papua. Ini menandai adanya aktivitas tektonik luar biasa sehingga bisa mengangkat dasar laut hingga membentuk pegunungan tertinggi di Indonesia.

Bagi sobat yang ingin mengoleksi batu akik, harus berhati-hati agar tidak tertipu oleh batu akik palsu. Ciri batu akik yang asli adalah jika dilihat dengan kaca pembesar, maka akan tampak berserat, tidak mudah tergores kuku, dan jika dibakar tidak mudah keriput.

Selamat berburu!
sumber : kompas

Senin, 23 Februari 2015

Patah Hati

Kamis itu, pukul 22.30 WIB, kami mendapat kabar bahwa ibu mertua telah wafat. Berita duka itu datang begitu cepat, bahkan kami tidak bisa terlarut dalam kesedihan, karena harus mencari tiket mudik secepatnya.

Perjalanan dari bandara Abdul Rahman Saleh Malang, ke kampung ibunda terasa begitu lama. Begitu sampai di rumah mertua, kami langsung menghambur ke bapak mertua, mohon ampun karena tidak bisa datang lebih cepat pada saat pemakaman ibu. Ya, di kampung bapak mertua, acara pemakaman memang dilakukan pagi-pagi, sekitar jam 09.00 WIB, sedangkan kami baru tiba di siang bolong.

Bapak terlihat begitu terpukul akan kepergian ibu. Selama tiga belas tahun merawat ibu, seorang diri, sampai akhirnya ibu dipanggil Tuhan. Beliau meratap dan menyalahkan diri sendiri, kenapa tidak melihat tanda-tanda.

Ibu memang terkena stroke dan diabetes selama tiga belas tahun terakhir. Dengan setia, bapak merawat ibu. Beliau tidak mengijinkan seorangpun ikut campur, kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak. Beliau bilang, dulu memulai hidup berdua, bersama-sama, suka bersama-sama, dan sekarang, duka juga harus dijalani bersama-sama. Bapak terlihat begitu sabar, tegar, santai dan riang menjalaninya. (Bapak mertua memang orangnya easy going).

Tiap hari, Bapak merawat ibu, dari mulai bangun hingga tidur di malam hari. Beliau dengan setia memandikan ibu, memakaikan pakaiannya, mengantar ke dokter atau RS, memasak hingga mencuci pakaiannya. Pernah, kami, anak-anaknya mengusulkan untuk mengambil seorang pembantu, paling tidak untuk memasak atau mencucikan pakaiannya. Karena anak-anak kebetulan bertempat tinggal jauh dari beliau, jadi tidak bisa membantu secara langsung. Tapi bapak dengan keras menolak. Beliau bilang, adalah kewajiban seorang suami untuk merawat istrinya, dan beliau tidak ingin menyesal jika kelak terjadi apa-apa dengan ibu. Jadi, selama ibu ada di sampingnya, bapak akan merawat ibu dengan total.

Itulah Bapak.. dan begitulah bapak dan ibu menjalani kedupan mereka hari demi hari. Mereka hanya berdua di rumah yang sejuk, di daerah Selorejo, Sidomulyo .. sekitar lereng gunung Kawi.

Saya sungguh kagum melihat kedupan beliau berdua. Saya lihat begitu besar kasih beliau satu sama lain. Tak heran jika bapak begitu terpuruk sepeninggal ibu. Sosok pria tinggi besar itu menangis meratapi kepergian istrinya tercinta yang telah menemani hampir 50 tahun hidupnya. Kami anak-anaknya berusaha menghibur, .. tetapi memang tidak ada gunanya.

Beruntung, tetangga-tetangga di sekitar bapak sangat guyup dalam membantu dari awal sampai akhir, dari masalah pemakaman hingga masalah dapur. Sungguh elok gotong-royong warga sekitar. Mereka dengan sukarela membantu tanpa pamrih, tanpa dibayar sepeserpun. Semoga Allah memberikan kemuliaan untuk mereka.

Ketika tiba saat-nya kami pulang (bapak menolak untuk tinggal bersama kami), bapak hanya berkata, minta didoakan agar kuat menjalani kehidupan mendatang tanpa ibu, dan akan mengabdikan hidupnya untuk Gereja.

Tentu saja Bapak, .. kami selalu mendoakan Bapak dan kami akan sering-sering mudik untuk menengok Bapak.

Kamis, 01 Januari 2015

Masha and The Bear

Beberapa waktu lalu, saya mudik alias pulang kampung untuk menengok orang tua, sekaligus untuk melepas kangen dengan keponakan semata wayang saya yang montok dan menggemaskan.

Berada bersama keponakan saya yg berumur empat tahun merupakan pengalaman unik tersendiri. Sangat lucu bila mengingat dia mengingat dan meniru apa yang saya ucapkan. Sangat lucu bila dia mencoba menerangkan sesuatu kepada saya. Dia sudah tumbuh sangat cepat.

Setiap hari sepulang sekolah TK, dia selalu mengajak saya bermain. Setelah puas dan kelelahan bermain, kami biasa menonton televisi. Tentu saja semuanya berdasarkan kemauan dia. Mulai dari film-film kartun sampai cerita anak-anak dari CD yang diputar berulang-ulang sampai dia tertidur.

Mula-mula saya tidak menyukai film-film televisi yang dia putar, tapi lama-kelamaan, ada satu film animasi kartun yang mulai saya suka. Ya, film itu adalah Masha and The Bear. Film itu sudah ada beberapa tahun yang lalu, tapi saya baru tahu nonton bareng keponakan tadi.

Pada saat pertama saya lihat film itu, bahasanya terdengar lucu banget, bahasa Rusia. Apalagi salah satu tokoh karakter di situ, yaitu si Masha, seorang gadis kecil yang digambarkan sangat nakal, lucu sekaligus
tengil.. dengan suaranya yang sangat imut.

Sampai sekarang, setelah balik lagi ke rumah, saya masih suka nonton filmnya.. tidak pernah bosan. Kalau mau liat sedikit cuplikannya .. liat di sini deh :)

Saya tidak tahu apakah sudah ada film-film seri kartun Indonesia yang serupa. Kalau iya, anak-anak sekarang sudah beruntung banget.