Selasa, 15 Juli 2014

Menanti Presiden Baru NKRI

Tak terasa, proses pemilihan presiden Indonesia periode 2014-2019 telah selesai, dan kini kita  tinggal menunggu hasil rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU.

Untuk saya pribadi, pilpres kali ini sangat beda dengan pilpres sebelumnya. Entah apa yang  membuatnya berbeda, sehingga saya begitu getol mengikuti perkembangan beritanya dari waktu ke waktu. Saya ingat betul saat pilpres lima tahun yang lalu, info-info yang saya peroleh cukup dari teman-teman dan media televisi, sehingga pada saat mencoblos tidak bingung-bingung lagi.

Untuk pilpres kemarin, entah apakah karena yang bertarung hanya dua pasangan capres dan cawapres, sehingga saya sangat tertarik untuk mencari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang kedua calon pasangan tersebut. Mungkin saya tidak sendirian, karena teman-teman saya di media sosialpun gencar untuk berbagi info mengenai calon pilihannya masing-masing.

Sekitar satu bulanan, medsos tak henti-hentinya membombardir berita-berita mengenai kedua calon pasangan tersebut, dan tidak jarang menimbulkan "bentrokan" , saling hujat  bahkan tindakan anarkis oleh  pendukung pasangan yang berbeda. Yang paling lucu adalah banyak pengguna medsos yang "unfriend" atau "unfollow" teman2nya gara2 berbeda pendapat. Fenomena ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Saya pikir pendukung-pendukung antara dua kubu tersebut adalah pendukung-pendukung yang sangat fanatik, bahkan para pendukung salah satu pasangan sampai seolah-olah menganggap calonnya sebagai "Nabi".

Yang sangat menarik adalah semakin terlihat nyata adanya media-media partisan yang mendukung  salah satu pasangan. Sebut saja MetroTV, BeritaSatu, kompas, detik, tribunnews, merdeka.com  yang begitu getol mempromosikan pasangan nomor 2. Untuk media yang berdiri di belakang pasangan nomor 1, sebut saja ada TVOne, MNC, Inilah.com. Kondisi politik Indonesia yang sudah "agak panas" semakin panas karena media-media tersebut sering menggoreng berita yang tentunya panas :).

Bukan hanya media saja yang bikin panas, pihak-pihak lain, seperti lembaga surveypun ikut-ikutan bikin panas, karena disinyalir lembaga2 surveypun banyak yang partisan salah satu calon. Ini dibuktikan dengan adanya banyak keanehan data Quick Count perolehan suara masing-masing pasangan calon.

Seringkali sampai kita dibuat bingung oleh hal-hal di atas. Seringkali juga kita bertanya-tanya, mana sih informasi yang benar, karena dengan kondisi media informasi dan lembaga-lembaga partisan tersebut membuat kita sedikit tahu, bahwa banyak pemberitaan yang tidak objektif.

Kembali lagi ke hati nurani.

Dari sini masyarakat kita dituntut untuk semakin cerdas dan jeli dalam menyikapi berita-berita  yang berseliweran. Pilpres kali ini memang sangat terasa sebagai pembelajaran politik bagi masyarakat kita, khususnya saya pribadi, paling tidak jadi 1/100 melek politik lah heheheh.

Kira-kira, pasangan mana yang bakal menang ya? :) .. marilah kita tunggu sampai tanggal 22 Juli.
Semua untuk Indonesia ...